Hakikat Belajar dan Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Hakikat Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab di semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari, sore hari atau pagi hari (Djamarah 2008, 12).

Namun, dari semua itu tidak setiap orang mengetahui apa itu belajar. Seandainya dipertanyakan apa yang sedang dilakukan? Tentu saja jawabannya adalah “ belajar”. Itu saja titik. Sebenarnya dari kata “belajar” itu ada pengertian yang tersimpan di dalamnya.

Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan sangat penting bagi manusia. Pertanyaan yang sering timbul mengapa manusia harus belajar ? Di dunia ini tidak ada manusia yang dilahirkan memiliki potensi ilmu pengetahuan yang tinggi. Jika bayi yang baru lahir tidak mendapatkan bantuan dari manusia lain melalui belajar niscaya  ia tidak dapat berbuat apa-apa. Ia tidak akan beranjak pada usia dewasa. Oleh karena itu, manusia selalu dan senantiasa kapan dan dimanapun ia berada harus belajar.

Islam sebagai agama rahmah li al- alamin sangat mewajibkan umatnya untuk selalu belajar. Bahkan Allah Swt mengawali menurunkan Alquran sebagai pedoman hidup manusia dengan ayat yang memerintahkan rasul-Nya, Muhammad Saw, untuk membaca dan membaca (iqra’). Iqra’ merupakan salah satu perwujudan dari aktivitas belajar. Dalam arti yang luas, dengan iqra’ pula manusia dapat mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki kehidupannya. Salah satu yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain adalah kemampuannya untuk belajar untuk itu, Allah Swt memberikan akal sebagai alat untuk belajar, sehingga membuat manusia menjadi pemimpin di bumi ini. Karena itu, kemampuan belajar adalah salah satu di antara sekian banyak nikmat yang diberikan Allah Swt kepada manusia

Di dalam Alquran, kata al-ilm dan kata-kata turunannya digunakan lebih dari 780 kali (H. Baharuddin dan Nur Wahyuni 2007, 30). Beberapa ayat pertama yang diwahyukan kepada Rasullulah, menyebutkan pentingnya membaca, pena, dan ajaran untuk manusia seperti dalam kandungan  surah di bawah ini:

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yangmengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(QS Al-‘Alaq: 1-5) (Departemen agama 2005, 597).

Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka prose belajar memegang peranan penting. Pada era globalisasi dan informasi sekarang ini dituntut untuk memperoleh hal-hal yang baru yang lebih baik. Kegiatan belajar yang terus menerus akan memberikan pengaruh terhadap terbentuknya kemampuan, pemahaman, kecakapan serta aspek lain yang dapat berkembang ke arah yang lebih baik yakni memiliki ilmu pengetahuan yang lebih luas.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pengertian belajar, dapat dilihat dari beberapa definisi yang dikemukakan beberapa ahli bahwa :

Menurut Slameto dalam bukunya :

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.(Slameto 1991, 2).

Sudjana dalam bukunya berpendapat bahwa :

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Sudjana 1991, 17).

Menurut Hoilgard dan Bower bahwa :

Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan untuk pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi dimana perubahan tingkah laku dapat dijelaskan atau kecenderungan respon pembawaan kematangan atau keadaan sesaat seseorang. Misalnya kelemahan pengaruh obat dan sebagainya ( Purwanto 1992, 81).

Menurut Witherinton dalam buku Education Psychology, seperti dikutip Purwanto   bahwa :

Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru pada reaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian-pengertian (Purwanto 1992, 84).

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh  para ahli tersebut di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah semua tingkah laku yang dilakukan oleh individu dengan lingkungannya.

Dengan demikian belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku, yang merupakan kemampuan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, pembentukan sifat-sifat dan nilai-nilai positif. Jadi, belajar itu dapat dipandang sebagi hasil pengalaman edukatif. Manusia sebagai makhluk yang memiliki kodrat yang alami yaitu sifat ingin tahu serta ingin memiliki sesuatu yang ada di sekitarnya sehingga selalu terdorong untuk mengembangkan diri agar apa yang belum diketahuinya dapat ia ketahui dan apa yang belum dimilikinya dapat ia miliki kesemuanya itu dapat dilakukan dengan suatu kegiatan yaitu belajar.

Dengan berbagai macam pendapat yang penulis paparkan di atas, namun apabila diteliti dengan baik dan seksama, maka pada dasarnya adalah sama yaitu penulis mengambil kesimpulan bahwa belajar merupakan proses suatu perubahan tingkah laku yang disebabkan untuk adanya pengalaman dan latihan pada individu yang akan belajar.

2. Tujuan Belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar ini sendiri dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya :

  • Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
  • Materi yang ingin diajarkan
  • Guru dan siswa memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu
  • Jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia
Adapun tujuan belajar yang ingin dicapai yaitu :

  • Untuk mendapatkan pengetahuan, hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir
  • Penanaman konsep dan keterampilan
  • Pembentukan sikap (Sardiman 2001, 25-28)
3.  Ciri-ciri Belajar

Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukan dalam ciri-ciri belajar.

  • Perubahan yang terjadi secara sadar

Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah dan kebiasaannya bertambah. Jadi, perubahan tingkah laku individu yang terjdi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk dalam kategori perubahan dalam pengertian belajar.

  • Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung secara terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

  • Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.

  • Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

  • Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.

4. Kesulitan Belajar

Berbicara tentang fisika, maka pemikiran biasanya berfokus pada perubahan, namun pada kenyataannya belajar itu terdapat berbegai kesulitan yang dengan sendirinya memerlukan suatu analisis pemecahan masalah dan tidak terlepas dari bantuan orang lain.

Menurut Ambo Enre “Kesulitan merupakan kondisi yang memprihatinkan yang mempunyai hambatan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan sehingga diperlukan usaha yang lebih untuk mengatasinya.”(Enre 1985, 2). Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia kesulitan adalah keadaan yang sulit atau sesuatu yang sulit (Poerwadarminta 1983, 973).

Gejala kesulitan belajar dapat diketahui karena tidak terpenuhinya harapan yang dituntut oleh sekolah terhadap siswa baik formal maupun pencapaian kurikulum, begitu pula tidak terpenuhinya harapan-harapan guru dan orang tua terhadap hasil yang dicapai. Kesulitan belajar yang dialami siswa tidak hanya ditandai dengan adanya prestasi yang rendah, tetapi juga dilihat dari perubahan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu.

5. Faktor- faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Proses dan hasil belajar merupakan dua aspek yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Pada proses belajar terjadi suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya tingkah laku bagi individu yang melakukannya.

Hudoyo menjelaskan bahwa perubahan tingkah laku dapat diamati dalam waktu yang relatif lama yang disertai dengan usaha orang yang belajar sehingga dari tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakanya. Perubahan tingkah laku tanpa usaha bukanlah hasil belajar (Hudoyo 1979, 1).

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar (proses dan hasil belajar) banyak jenisnya  tapi dapat digolongkan atas dua golongan  besar yaitu faktor internal (dari dalam) dan faktor eksternal (dari luar).

a. Faktor-faktor internal, yang meliputi :

1)  Faktor jasmani

Faktor jasmani mencakup kesehatan tubuh seseorang yang sedang melaksanakan aktivitas belajar. Proses belajar akan terganggu, selain juga seseorang itu juga akan merasakan kelelahan, kurang semangat pusing, mengantuk, jika kondisi badan lemah ataupun gangguan-gangguan fungsi alat indra lainnya.

2)  Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar siswa antara lain:

  • Intelegensi
  • Perhatian
  • Minat
  • Bakat
  • Kematangan
  • Kesiapan 
3)  Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan dibedakan atas dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani dan kelelahan rohani dapat terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbulnya kecenderungan membangkitkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena tidak normalnya aliran darah karena substansi sisa pembakaran dalam tubuh sehingga darah kurang lancar pada daerah-daerah tertentu.

b.  Faktor-faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa. faktor-faktor ini meliputi :

  • Lingkungan keluarga
  • Lingkungan masyarakat
  • Lingkungan sekolah
  • Interaksi dengan guru
  • Cara penyajian materi
  • Sarana dan prasarana, dan
  • Kurikulum

 

Comments

Follow Us

Total Pengunjung